Kamis, 17 Mei 2012

Wirausaha Lantak


I.          IDENTITAS USAHA
1.     Nama Usaha         : “LANTHAK SAK PORE”
2.     Alamat                  : Kuripan lor 3/15 Pekalongan Selatan
3.     Pemilik Usaha      : Syarif, Eka, Rahma

II.          ALASAN PEMILIHAN USAHA
1.     Latar belakang memilih usaha
Indonesia merupakan negara agraris, yaitu masyarakatnya kebanyakan hidup dari bertani. Selain menanam padi, para petani juga menanam tanaman palawija, seperti ketela pohon.
Ketela pohon merupakan tanaman holtikultura. Disamping itu ketela pohon juga merupakan jenis tanaman yang dapat diambil hasilnya tanpa mengenal musim. Ketela pohon sangat mudah didapatkan, berbeda dengan buah-buahan lain yang mempunyai musim tertentu. Selain itu harganya yang masih sangat murah dan banyak orang yang belum memanfaatkannya sebagai produk makanan yang mempunyai nilai jual tinggi.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kami mencoba untuk memanfaatkan ketela pohon yang harganya murah menjadi suatu jenis makanan yang mempunyai cita rasa tinggi. Jika pada umumnya ketela pohon (singkong) hanya diolah menjadi singkong rebus, singkong goreng, dan kripik, maka kami mempunyai inisiatif lain yang berbeda, yaitu untuk dijadikan “lanthak”
Lanthak merupakan makanan tradisional yang sekarang sudah mulai terpinggirkan oleh makanan  modern. Dan jika pada umumnya lanthak dipasaran hanya terdiri dari satu macam rasa, maka kami mencoba memproduksi lanthak yang beraneka rasa yang meliputi : balado, pedas jahe, gurih, manis. Sehingga menarik orang-orang untuk mengkonsumsinya dan juga mempunyai nilai jual yang cukup tinggi.



2.     Proses akan memulai usaha
Pada proses akan memulai usaha ini pertama-tama kita akan mensurvey harga bahan baku, melihat harga dan memilih bahan baku yang berkualitas baik. Kemudian kita akan melakukan prospek pasar dan selanjutnya kita akan mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.

III.          PROGRAM PEMASARAN
1.     Konsep produk yang akan dijual, pasar sasaran yang ingin dilayani
Produk yang akan kami jual adalah makanan ringan yang bermerk “LANTHAK SAK PORE”, makanan ringan ini menyerupai keripik, tetapi berbeda cara pembuatan dan tentu saja berbeda rasanya. kami akan menjualnya dalam keadaan siap konsumsi, perkemasan berukuran 120 gram yang dikemas menggunakan plastik ukuran 1 kg. Setiap lanthak yang sudah jadi, akan kami lakukan pernyortiran, setelah itu akan kami beri label khusus sebagai upaya profesionalisme. Di dalam label berisi : nama produk, masa kadaluarsa, tempat produksi, macam rasa dan jargon.
Pasar sasaran yang ingin kami layani adalah pasar kelas bawah, menengah dan atas. Karena lanthak ini cocok untuk di konsumsi semua kalangan.

2.     Daya Tahan Produk
Produk  “lanthak sak pore” ini bisa bertahan kurang lebih 2 bulan. Kualitas rasa dan kerenyahannya tergantung pada kualitas bahan baku , ketebalan plastik yang digunakan untuk mengemas, dan juga kerapatan dalam mengemas (di stepler / menggunakan mesin press).  Dan pada usaha yang baru kita rintis ini masih menggunakan stepler, sehingga kita harus benar-benar teliti dalam mengemas, harus rapi dan rapat, agar lanthak yang kita produksi tidak cepat “mlempem”.



3.     Program pengenalan dan promosi
Dalam program pengenalan dan promosi ini kami akan membagikan lanthak  yang telah dibungkus plastik ukuran 1 ons kepada 20 tetangga terdekat
Membagi brosur dan memberikan sampel lanthak sak pore yang telah dibungkus plastik ukuran 1 kg untuk dinikmati teman satu kelas bersama.

4.     Penetapan harga
Produk lanthak ini kami patok dengan harga Rp 2500,- per kemasan.
5.     Distribusi/Penyampaian produknya.
Dalam pendistribusiannya ini kita akan mendistribusikan ke toko-toko, distribusi ke pasar-pasar tradisional, dan distribusi ke minimarket.
6.     Perkiraan proyeksi penjualan
Kami prediksi dapat  mendistribusikan 5 kg lanthak perhari yang bila dikemas menjadi sekitar 41 bungkus.  

IV.          PROGRAM PRODUKSI
1.     Peralatan yang digunakan untuk memproduksi

No
Peralatan
Harga (Rp)
1
Pisau 6 buah @ Rp 3.000,-
18.000,-
2
Baskom 3 buah @ Rp 5.000,-
15.000,-
3
Talenan 3 buah @ Rp 3.000,-
9.000,-
4
Panci besar 1 @ Rp 60.000,-
60.000,-
5
Timbangan 1 @ Rp 100.000,-
100.000,-
6
Ember 3 @ Rp 10.000,-
30.000,-
7
Sikat cuci 3 @ Rp 3.000,-
9.000,-
8
Kompor gas 1 @ Rp 150.000,-
150.000,-
9
Tabung gas 1 @ Rp. 115.000
115.000,-
10
Centong 3 @ Rp 5.000,-
15.000,-
11
Straples 3 @ Rp15.000,-
45.000,-
12
10 Nampan Besar (tampah) @ Rp 10.000,-
100. 000,-
13
Wajan besar 1 @ Rp 50.000,-
50.000,-
14
Susuk  3 buah @ Rp 3000,-
9000,-
15
Serok 3 buah @ Rp 5000,-
5000,-
16
Coek 1@ Rp 15.000,-
15.000,-
17
Parut 1 @ Rp 6.000,-
6.000,-

Jumlah
751.000


2.     Peralatan Habis Pakai
No
Peralatan
Harga (Rp)
1
Plastik ukuran 1 kg 10 @ 1bungkus @ Rp 4.000,-
40.000-
2
Kertas label
20.000,-
3
Isi straples 1 box besar
10.000,-
Jumlah
70.000,-

1.     Bahan-bahan
No
Bahan
Harga
1
Singkong  10 kg/ 30 hari @ Rp 1.500,-
450.000,-
2
Gula pasir 0.5 kg/30 hari @ Rp 5000
150.000,-
3
Bumbu yang meliputi jahe, cabe merah,
Daun jeruk, cabe setan, bawang putih
150.000,-
4
Minyak Goreng
300.000,-
5
Margarin
30.000,-
Jumlah
1.080.000,-

3.     Cara Produksi
*     Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
*     Mengupas singkong dengan menggunakan pisau
*     Mencuci singkong dengan menggunakan air dan meniriskannya di ember
*     Merebus singkong dengan menggunakan panci
*     Setelah kurang lebih 15 menit, angkat singkong dan tunggu sampai uapnya hilang dan tidak terlalu panas.
*     Mengiris singkong dengan ukuran panjang kurang lebih 5cm, sedangkan lebarnya tergantung pada diameter singkong
*     Menata irisan singkong satu demi satu ditampah dan jangan sampai ada yang tertindih.
*     Menjemur irisan singkong yang telah diatata ditampah sampai kering di bawah sinar matahari.
*     Sembari menunggu kering kita siapkan bumbu balado pedas yang meliputi : 16 biji cabe setan,  garam secukupnya (1 sdt), 15 butir bawang putih, kita haluskan.
*     Setelah kering, panaskan minyak di wajan dan kemudian goreng irisan singkong, setelah matang, angkat dan taruh di baskom.
*       Menyangrai bumbu balado setelah air yang terkandung di dalam bumbu balado habis, berilah sedikit minyak panas.
*     Memasukan singkong yang telah digoreng ke bumbu tadi, dan aduk hingga merata.
*     Mendiamkan beberapa saat agar suhu panas menurun.
*     Mengemas dengan menggunakan plastik ukuran 1 kg, dan menimbang seberat 120 gram.
*     Memberi label dan menyetreples dengan rapi.





4.     Target produksi
Untuk produksi lanthak ini, kami menargetkan 10 kg singkong basah untuk satu rasa dan satu kali produksi, yang akan menjadi 5 kg lanthak siap konsumsi per harinya,  jika nanti sudah mulai banyak yang berminat, dalam sehari kami merencanakan tidak hanya memproduksi satu macam rasa saja, tapi bisa dua atau tiga macam rasa setiap harinya.

V.          PROGRAM SUMBER DAYA MANUSIA
1.     Tenaga kerja yang digunakan dan keahlian yang dimiliki
Untuk usaha produksi “Lanthak Sak Pore” ini kami kelola bertiga, dimana keahlian yang harus kami miliki adalah mampu memilih bahan baku, proses produksi dan ahli dalam bidang pemasaran.
2.     Sistem Penggajian
Dengan kami bertiga yang terjun langsung kelapangan dalam proses produksi tidak ada system penggajian, tetapi kami menggunakan system bagi hasil.
Dengan demikian akan menghemat biaya produksi dan seluruh laba yang diperoleh dapat dinikmati bersama.

VI.          PROGRAM KEUANGAN
1.     Jumlah dana investasi (peralatan dan modal kerja) yang dibutuhkan sebesar Rp 1.901.000,-
2.     Sumber Dana
Dalam pengelolaan usaha ini kami memperoleh modal dari kami bertiga yaitu masing2 sebesar Rp 650.000,-
3.     Biaya Produksi
Biaya produksi yang dikeluarkan per bulan mencapai Rp 1.150.000



VII.          PROYEKSI KINERJA
1.     Break Event Point

BEP  =             biaya tetap     
            Harga – biaya variabel
                                 =             751.000          
                                           2500934
                                 =             751.000          
                                                  1.566
                                =  479  bungkus.
Jadi bila kita dapat menjual 479 dalam 1 bulan, atau 15 bungkus dalam sehari maka kita tidak rugi juga tidak untung dan bila ingin untung maka harus dapat menjual diatas 15 bungkus per hari.

2.     Proyeksi laba rugi
Perhitungan laba per bulan :
1.230   (bungkus) x 2500 = 3. 075.000
Pemasukan per bulan = 3. 075.000 -
Laba  per bulan = 3.075.000 - 1.212. 600 = Rp 1.862.400
laba harian  = 1. 862. 400 : 30 = Rp 62. 080,-
Minimal resiko 5% x Rp 62. 080,-  = Rp 3.100,-
Jadi laba bersih hariannya adalah = Rp 59.000,-









PROPOSAL USAHA

LANTHAK SAK PORE
Proposal ini disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah    : Kewirausahaan
Dosen Pengampu        : Drs. Akhmad Sakhowi, M.E

Copy of Stain

Disusun oleh:
Syarif Edi Hartanto
202 109 121
Rachmasari
202 109 135
Eka Nurkhasanah
202 109 143



Jurusan Tarbiyah
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2011









 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar