Minggu, 20 Mei 2012

Tekhnik Mendapatkan Umpan Balik


MAKALAH

Tehnik Mendapatkan Umpan Balik

Disusun Untuk Memenuhi Tugas :
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu :  Chusna Maulida, M. Pd.I





 











Disusun Oleh :

Eka NurKhasanah
202 109 143





Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
( STAIN ) PEKALONGAN
2011



 

A.    Pendahuluan
Suatu realita yang biasa kita temukan, di dalam  ruang kelas ketika sesi kegiatan belajar-mengajar   berlangsung, nampak beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Juga, beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu mempelajari  fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari. Ini terjadi karena, guru  belum  optimal memberdayakan  potensi masing-masing siswa yang sering kali tersembunyi.
Pada permasalahan ini ada salah satu tehnik yang mendukung yaitu umpan balik yang mana umpan balik ini akan saya bahas, bagaimana teknik-teknik mendapatkan umpan balik, diantaranya dengan memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat bantu akseptabel,   menggunakan metode yang bervariasi, dan lain – lain.

















B.    Pembahasan

a.     Makna Umpan Balik
Yang  dimaksud dengan umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pencapaian/hasil belajarnya.[1]
Termasuk dalam “ alat ukur lainnya” itu adalah pekerjaan rumah ( PR ). Dan pertanyaan yang diajukan guru dalam kelas. Dari batasan ini dapat disimpulkan bahwa umpan balik berkaitan erat dengan kegiatan mengajar terdahulu yang dievaluasi dengan suatu alat evaluasi. Hasil evaluasi ini memberikan informasi mengenai sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan dalam proses/kegiatan belajar mengajar.
Umpan balik hanya dapat berfungsi memperbaiki belajar siswa dalam kondisi tertentu saja. Hanya menyajikan tes  dan memberikan serta menyampaikan skor kepada siswa tidak terlalu mempengaruhi penampilan siswa. Baru bermanfaat apabila guru bersama siswa menelaah kembali jawaban – jawaban tes baik yang dijawab benar maupun salah oleh siswa diberikan kesempatan memperbaiki jawabannya yang salah itu.
Kondisi atau keadaan siswa maupun situasi pengajaran menentukan keberhasilan usaha pemberian umpan balik terhadap belajar siswa. Berikut ini beberapa ketentuan mengenai umpan balik :
1.     Umpan balik tidak mempermudah belajar jika :
a.      Siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu ( misalnya “ nyontek” jawaban yang benar dari temannya tanpa mengolah soal itu dalam pemikirannya sendiri ).
b.     Bahan yang hendak dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga siswa umumnya menebak jawaban soal – soal yang diberikan.

2.     Umpan balik membantu dan mempermudah belajar siswa apabila dipenuhi syarat – syarat berikut ini :
a.      Mengkonfirmasikan jawaban – jawaban benar yang diberikan siswa, dan menyampaikan kepadanya seberapa jauh dia mengerti belajar yang disajikan.
b.     Mengidentifikasikan kesalahan serta memperbaikinya atau menyuruh siswa memperbaiki sendiri.

b.     Tujuan Umpan Balik
Umpan balik tidak sama dengan penilaian. Umpan balik hanya bertujuan untuk mencari informasi sampai dimana murid mengerti bahan yang telah dibahas. Selain itu murid/mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk memeriksa sampai dimana mereka mengerti bahan tersebut, sehingga mereka dapat melengkapi pengertian – pengertian yang belum lengkap.
Jam pelajaran atau jam kuliah selanjutnya tidak mungkin diberikan kalau pengajar tidak tahu secara pasti hasil pelajaran sebelumnya. Pengajar dapat mengetahui hasil pelajaran sebelumnya dengan cara :
1.     Lewat kesan yang diperoleh selama jam pelajaran itu sendiri.
2.     Lewat informasi sederhana dari pihak murid melalui pertanyaan – pertanyaan lisan yang diajukan oleh pengajar selama atau setelah jam pelajaran.
3.     Lewat informasi tertulis dari pihak murid yang diperoleh melalui ujian singkat.
Menurut Kardi dan Nur, untuk memberikan umpan balik yang efektif kepada siswa yang jumlahnya banyak, dapat digunakan beberapa pedoman yang patut dipertimbangkan, sebagai berikut :
a.    Memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan, hal ini tidak berarti umpan balik perlu diberikan kepada siswa dengan seketika, namun umpan balik seharusnya diberikan segera setelah latihan sehingga siswa dapat mengingat dengan jelas kinerja mereka sendiri.
b.   Mengupayakan agar umpan balik jelas dan spesifik mungkin agar dapat membantu siswa. Misal “ Tiga kata tertulis salah pada makalah anda : efiktif, posatif, dan vartikal,” bukan “ Terlalu banyak kata yang salah ketik.
c.    Umpan balik ditujukan langsung pada tingkah laku dan bukan pada maksud yang tersirat dalam tingkah laku tersebut. Misal, “ saya tidak dapat membaca tulisan anda, karena jarak antara baris yang satu dengan baris yang lain terlalu rapat”, dan bukan “ Tulisan tidak rapi dan kurang jelas”
d.   Menjaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Umpan balik harus diberikan secara hati – hati agar berguna. Kadang – kadang siswa diberi umpan balik terlalu banyak atau umpan balik yang terlalu rumit bagi siswa untuk menanganinya.
e.    Memberikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar.
f.    Membantu siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil. Merupakan tanggungjawab guru agar siswa memusatkan perhatiannya pada proses atau teknik tertentu. Siswa perlu disadarkan, bahwa teknik yang salah dapat saja memberikan hasil tetapi hasil tersebut akan menjadi penghambat untuk perkembangannya lebih lanjut.
g.   Mengajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya, sendiri, dan bagaimana menilai keberhasilan kinerjanya sendiri. Belajar bagaimana menilai keberhasilan sendiri dasn memberikan umpan balik kepada dirinya sendiri merupakan hal penting yang perlu di pelajari siswa.

c.      Fungsi Umpan Balik
Umpan balik mempunyai tiga fungsi utama, yakni fungsi informasional, motivasional, dan komunikasional.[2]
1.     Fungsi Informasional
Tes sebagai alat penilaian pencapaian hasil belajar siswa diperiksa menurut criteria tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Hasil tes itu, dengan demikian memberikan hasil tentang sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diterimanya dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan informasi ini dapat di upayakan umpan balik berupa pengayaan atau perbaikan.
Informasi yang diberikan dalam umpan balik dibedakan atas lima tingkat, yakni :
a.      Tidak ada umpan balik
b.     Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benar jawaban yang diberikan siswa
c.      Umpan balik berupa keterangan mengenai salah atau benarnya jawaban ditambah dengan menunjukkan jawaban yang benar (knowledge of the correct response ( KCR )
d.     KCR + penjelasan
e.      KCR + pengajaran tambahan
2.     Fungsi Motivasional
Dengan pemberian umpan balik, maka tes sekaligus pula berfungsi sebagai motivator bagi para siswa untuk belajar.
Dalam kaitan dengan fungsi motivasional ini dipertanyakan manfaat penyampaian hasil belajar secara umum sebagai upaya umpan balik, misalnya melalui papan pengumuman. Sebagaimana umpan balik dapat berpengaruh secara negative kepada siswa disamping pengaruh positif yang dimaksud demikian pula pengumuman hasil evaluasi melalui papan pengumuman mempunyai dampak positif maupun negative kepada siswa disamping pengaruh positif yang dimaksud.
3.     Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa dan bersama siswa membicarakan upaya peningkatan atau perbaikannya. Dengan demikian, melalui umpan balik siswa mengetahui letak kelemahannya, dan sendiri atau bersama guru bereaksi terhadap hasil tersebut.[3]

Pada bagian terdahulu telah disinggung bahwa pola umum terjadinya interaksi belajar mengajar adalah terjadinya interaksi antara tiga unsure, yaitu guru, bahan, dan anak didik. Bahan sebagai isi dari proses belajar mengajar disampaikan guru untuk diterima oleh anak didik. bahan disini untuk perantara  untuk terjadinya interaksi belajar mengajar antara guru dengan anak didik. itu berarti tanpa bahan  tidak akan terjadi interaksi belajar mengajar. Apa yang harus guru ajarkan kepada anak didik bila guru tidak mempunyai bahan yang harus disampaikan kepada anak didik. apa yang harus diterima oleh anak didik bila guru tidak memberikan bahan dalam pengajarannya. Karena itu, bahan merupakan unsure yang penting dalam kegiatan tersebut.
Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa tekhnik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual. Berikut ini akan diuraikan beberapa tekhnik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik yaitu di antaranya :

1.     Memancing Apersepsi Anak Didik
Anak didik adalah makhluk individual. Anak didik  adalah orang yang mempunyai kebribadian dengan cirri -  cirri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan anak didik mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Perkembangan dan pertumbuhan anak didik itu sendiri dipengaruhi lingkungan dimana anak hidup berdampingan dengan orang lain disekitarnya dan dengan alam lingkungan hidup lainnya. Itulah sebabnya, anak sebagai makhluk individual suatu waktu harus hidup berdampingan dengan semua orang dalam lingkungan kehidupan social di masyarakat.
Dalam mengajar, pada saat yang tepat memanfaatkan hal – hal yang menjadi kesenangan anak untuk diselipkan dalam melengkapi isi dari bahan pelajaran yang disampaikan. Tentu saja pemanfaatannya tidak sembarangan, tetapi harus sesuai dengan bahan pelajaran. Pendekatan realisasi ini dirasakan keampuhannya untuk memudahkan pengertian dan pemahaman anak didik terhadap bahan pelajaran yang disajikan. Anak mudah menyerap bahan yang bersentuhan dengan apersepsinya. Bahan pelajaran yang belum pernah didapatkan dan masih asing baginya, mudah diserap bila penjelasannya dikaitkan dengan apersepsi anak.[4]

2.     Memanfaatkan Taktik Alat Bantu yang Akseptabel
Seorang guru kadang menemukan kesulitan untuk menanamkan pengertian atas bahan pelajaran yang disampaikan kepada anak didik. bahan pelajaran yang rumit dan kompleks cukup sukar digambarkan melalui kata – kata dan kalimat.daya serap anak didik terhadap kalimat yang guru sampaikan relative kecil, karena anak didik hanya menggunakan indra pendengarnya ( audio ), bukan penglihatannya (visual). Selain itu, juga karena penguasaan bahasa anak yang relative belum banyak.
Ada beberapa macam alat Bantu yang dapat diterima oleh siswa, agar mereka mudah memahami pelajaran diantaranya adalah:
          Audio-Visual
Cara ini menyajikan contoh situasi nyata atau contoh situasi buatan dalam sajian tayangan hidup (film).
         Visualisasi Verbal
            Cara ini banyak berkaitan dengan membaca buku pelajaran, buku sumber, ensiklopedia, lembar kegiatan/lembar kerja, carta, grafik, table. Pada beberapa buku biasanya tidak hanya menyajikan uraian teks, tetapi juga dilengkapi dengan beragam ilustrasi (gambar). Dengan demikian, siswa yang memiliki daya abstraksi lemah dapat terbantu dengan keberadaan ilustrasi/gambar tersebut.


         Audio Verbal
Guru terbiasa menggunakan cara audio-verbal dalam bentuk ceramah. Pada keadaan ini, siswa senantiasa diam-pasif sambil mendengarkan penjelasan guru. Kekurangan atau kelemahan cara ini adalah ada sebagian siswa tidak mudah untuk menyamakan informasi yang diceramahkan guru dengan pengetahuan awal siswa. Kalau keadaan ini berkelanjutan, peristiwa belajar cenderung tidak berlangsung. Untuk mengatasinya, guru harus mengurangi cara ini, atau kalau terpaksa perlu berceramah cukup antara 20 – 25 menit saja dan diselingi dengan kegiatan yang lain.
3.     Memilih Bentuk Motivasi Yang Baik
Motivasi merupakan kekuatan yang maha dahsyat dalam diri manusia. Jadi, persoalan prestasi belajar pun seringkali merupakan persoalan motivasi. Menurut Bobbi dePotter dkk. Terdapat beberapa cara untuk menumbuhkan budaya belajar berprestasi, dalam rumus TANDUR, yakni :
·       Tumbuhkan. Tumbuhkan minat dengan memuaskan. Apa manfaatnya bagiku dan manfaatkan kehidupan siswa.
·       Alami. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa.
·       Namai. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dalam setiap kegiatan pembelajaran.
·       Demonstrasikan. Sediakan kesempatan bagi anak didik untuk menunjukkan bahwa mereka tahu, jangan biarkan anak menjadi pendengar pasif.
·       Ulangi. Tunjukkan pada anak didik cara – cara mengulang materi dan tegaskan bahwa mereka adalah murid – murid yang cerdas, jangan dikecam. Sebab kecaman guru merupakan proses pembodohan yang terjadi secara disengaja.
·       Rayakan. Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Guru jangan kikir dengan pujian anak.[5]
Mempertahankan minat dan motivasi anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan bisa dalam bentuk lain seperti :
a.      Memberi Angka
Angka merupakan symbol prestasi yang diperoleh siswa. Beri penjelasan pada anak bahwa prestasi belajar dapat terpresentasikan dalam symbol angka.
b.     Hadiah
Hadiah merupakan pengakuan atas prestasi anak didik yang dapat diberikan dalam bentuk fisik ( cinderamata, piagam ) atau non fisik seperti : isyarat positif, pujian dan lain - lain
c.      Gerakan Tubuh
Gerakan tubuh dalam mimic yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng – geleng kepala, menaikkan tangan dan lain – lain.

d.     Memberi Tugas
Tugas yang diberikan bukan tugas tambahan, tetapi tugas pengakuan atas prestasi agar anak didik merasa percaya diri dan merasa diakui.
e.      Memberi Ulangan
Ulangan merupakan alat untuk menunjukkan prestasi belajar anak didik dari sebaiknya hasil ulangan diumumkan pada teman – temannya.
f.      Hukuman
Hukuman bukan alat untuk menakut – nakuti anak, tetapi untuk merubah cara berpikir anak. Bahwa setiap pekerjaan (baik atau buruk) memiliki konsekuensi.[6]





4.     Menggunakan Metode yang Bervariasi
Metode adalah strategi yang tidak  bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang dipergunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 
Penggunaan metode mengajar yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik. pada suatu kondisi tertentu anak didik merasa bosan dengan metode ceramah, disebabkan mereka harus dengan setiap dan tenang mendengarkan penjelasan guru tentang suatu masalah. Kegiatan pengajaran seperti itu perlu guru alih dengan suasana yang lain, yaitu barangkali menggunakan metode Tanya jawab, diskusi atau metode penugasan, baik kelompok atau individual, sehingga kebosanan itu dapat terobati dan berubah menjadi suasana kegiatan pengajaran yang jauh dari kelesuan.
Setelah ceramah kemudian diselingi dengan Tanya jawab seperlunya untuk mengetahui tingkat pemahaman anak didik terhadap apa yang baru saja dijelaskan, merupakan cara yang dapat dipergunakan untuk mendapatkan umpan balik dari  anak didik. Tanya jawab bisa terjadi antara anak didik kepada guru dan juga guru terhadap anak didik. penggunaan metode yang bervariasi sebagaimana disebutkan di atas dapat menjembatani gaya – gaya belajar anak didik dalam menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak didik. maka adalah penting memahami kondisi psikologis anak didik sebelum menggunakan metode mengajar guna mendapatkan umpan balik  optimal dari setiap anak didik.







C.    Penutup
Itulah sekelumit tentang tehnik mendapatkan umpan balik, dimana tehnik umpan balik ini mempunyai tujuan untuk mencari informasi sampai dimana peserta didik memahami dan menguasai bahan materi yang di ajarkan, serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mengoreksi diri terhadap semua kekurangan yang ada, sehingga mereka dapat melengkapi pemahaman mereka yang belum lengkap. Di antara tehnik – tehnik itu adalah :
§  Memancing apersepsi anak didik
§  Memanfaatkan taktik alat bantu yang akseptabel
§  Memilih bentuk motivasi yang  baik
§  Menggunakan metode yang bervariasi


Daftar Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006.  Strategi Belajar Mengajar.  Jakarta : PT. Rineka Cipta
 Faturrohman, Pupuh  & M. Sobry Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Bandung : PT. Refika Aditama
Mustakim, Zaenal. 2009.  Strategi & Metode Pembelajaran, Pekalongan : STAIN Press
Silverius, Suke. 1991.  Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik, Jakarta : PT Rasindo




[1] Zaenal Mustaqim, Strategi dan Metode Pembelajaran. Stain Pekalongan Press, 2009, h. 14
[2] Suke Silverius. Evaluasi Hasil Belajar Dan Umpan Balik, Jakarta : PT Rasindo, 1991, h. 149
[3] Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran, Stain Pekalongan Press, 2009, h.23
[4] Syaiful Bahri Djamarah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2006.  h. 144
[5] Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno¸Strategi Belajar Mengajar, PT. Refika Aditama : Bandung, 2010. h. 100
[6] Ibid. 101

1 komentar: