Minggu, 20 Mei 2012

Bimbingan Identik Dengan Pendidikan


MAKALAH

Bimbingan Identik dengan Pendidikan

Disusun untuk memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Bimbingan dan Penyuluhan
Dosen Pengampu :  Atiyatul Maula M.Psi





 










Disusun Oleh :

Eka Nur Khasanah
202 109 143
Nurhidayah
Maslikhah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
( STAIN ) PEKALONGAN
2011
 
Ulil Azzam
202 109 139
202 109
202 109 








1.     Pengertian
Bimbingan pendidikan terdiri dari dua kata, yaitu Bimbingan dan Pendidikan. Untuk memahami secara komprehensif mengenai bimbingan pendidikan di institusi pendidikan harus dipahami terlebih dahulu istilah demi istilah tersebut satu demi satu.
Bimbingan secara etimologis, kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance yang berasal dari kata kerja guide yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing menuntun ataupun membantu. Sesuai dengan istilahnya maka secara umum bimbingan dapat di artikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.[1]
Bimbingan pendidikan adalah bimbingan yang bertujuan untuk membantu murid dalam menghadapi dan memecahkan masalah – masalah dalam pendidikan pada khususnya.[2]

2.     Ciri – ciri Bimbingan Pendidikan
a.      Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, sehingga bantuan itu diberikan secara sistematis, berencana, terus menerus dan terarah kepada tujuan tertentu. Dengan demikian, kegiatan bimbingan bukanlah kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, incidental, sewaktu – waktu, tidak sengaja/asal-asalan
b.     Bimbingan merupakan proses membantu individu dengan menggunakan kata membantu berarti dalam kegiatan bimbingan tidak terdapat adanya unsure paksaan. Dalam kegiatan bimbingan pembimbing tidak memaksa individu untuk menuju ke suatu tujuan yang ditetapkan oleh pembimbing melainkan pembimbing membantu mengarahkan terbimbing ( klien ) kearah suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama – sama. Dengan  demikian, dalam kegiatan bimbingan dibutuhkan kerjasama yang demokratis antara pembimbing dengan kliennya.
c.      Bahwa bantuan diberikan kepada setiap individu dan memerlukannya di dalam proses perkembangannya, hal ini mengandung arti bahwa bimbingan memberikan bantuan kepada setiap individu, baik ia anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Hal ini yang berarti bahwa bimbingan ini diberikan kepada setiap individu, baik ia berada dalam lingkungan sekolah/diluar lingkungan sekolah.
d.     Bahwa bantuan yang diberikan melalui bimbingan pelayanan bimbingan bertujuan agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian bimbingan itu berusaha membantu agar setiap individu dapat mengembangkan potensinya secara optimal dengan sebaik – baiknya.
e.      Yang menjadi sasaran bimbingan adalah agar individu dapat mencapai kemandirian, yakni tercapainya perkembangan yang optimal dan dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya sehingga mereka dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan bertanggungjawab pada dirinya sendiri dan kesejahteraan masyarakat lainnya.
f.      Untuk mencapai tujuan bimbingan sebagaimana diatas digunakan pendekatan pribadi/kelompok dengan memanfaatkan berbagai teknik dan media bimbingan. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan selalu berorientasi kepada pandangan bahwa individu merupakan pribadi yang unik, dengan segala cirri dan karakteristiknya yang berbeda dengan individu lain.
g.     Layanan bimbingan dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik tersebut dilaksanakan dalam suasana asuhan yang normative. Oleh sebab itu, pembimbing diharapkan dapat menciptakan suasana asuhan yang dalam  budaya Indonesia dikenal dengan istilah Tut wuri Handayani, ing madya mangun karso, ing ngarso sung tuladha
h.     Bahwa untuk melaksanakan bimbingan diperlukan adanya personil – personil yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan.[3]

3.     Kebaikan Bimbingan Pendidikan
a.      Pengenalan terhadap situasi pendidikan yang dihadapi
Dalam situasi pendidikan yang dihadapi oleh murid – murid baik situasi baru atau lama, murid perlu memperoleh bantuan dan penyesuaian diri. Hal ini dapat dicapai dengan jalan membantu pengenalan mengenai hal – hal seperti : system pendidikan, kurikulum, buku, metode belajar, alat – alat pelajaran, situasi lingkungan sekolah, pengaturan sekolah.
b.     Pengenalan terhadap studi lanjutan
Bantuan ini terutama diberikan kepada murid-murid kelas terakhir yang akan meninggalkan sekolah dan akan melanjutkan studinya. Pengenalan yang diberikan antara lain mengenai jenis – jenis sekolah yang dapat dimasuki, syarat – syarat masuk ke sekolah lanjutan kurikulumnya, system pendidikan, cara – cara pemilihan jurusan yang sesuai dan lain sebagainya.
c.      Perencanaan pendidikan
Untuk mencapai sukses didalam pendidikan maka haruslah dibuat suatu rencana yang jelas dan nyata mengenai kemungkinan kemungkinan pendidikan yang akan ditempuhnya. Murid perlu mendapat bantuan dalam membuat rencana pendidikan yang akan ditempuhnya di masa yang akan datang, sesuai dengan cita-citanya, bakat minatnya, kemampuan biaya tersebut. Dengan demikian murid – murid dapat menempuh pendidikan yang didasari oleh suatu rencana yang nyata, sehingga lebih menjamin tercapainya tujuan
d.     Pemilihan spesialisasi
Pada saat – saat tertentu murid – murid dihadapkan kepada pemilihan spesialisasi ( kekhususan ) misalnya pemilihan jurusan pada kelas- kelas terakhir. Kelas, pemilihan di perguruan tinggi, dan pemilihan mata pelajaran tambahan.[4]

4.     Kelemahan – kelemahan Bimbingan Pendidikan
§  Pelaksanaan bimbingan klasikal dengan jumlah siswa yang terlalu banyak terkesan kurang efektif, karena konselor tidak akan bisa menyelami karakteristik siswa dalam kondisinya.
§  Pelaksanaan bimbingan kelompok kurang mendapatkan hasil apabila konselor tidak professional dalam mengelompokan karakteristik masalah konseling/ siswa yang sifatnya homogeni/serupa
§  Materi pengembangan diri menjadi perdebatan, karena banyak guru yang berpendidikan non BK mengisi kegiatan tersebut sehingga sifatnya kurang kondusif
§  Beban konselor yang dihadapkan dengan 150 siswa misalnya, belum mengalami pemerataan, sehingga di beberapa sekolah seorang konselor bisa lebih dari 150 siswa yang ditanganinya.[5]


Daftar Pustaka

Asmani, Jamal Makmur. 2010. Bimbingan Konseling di sekolah. Jogjakarta : Diva press
Surya. Moh. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Bandung : CV. Ilmu
Suyadi. 2009. Bimbingan Konseling untuk PAUD. Jogjakarta : Diva Press
http : www. Kelemahan bimbingan kelomppok. Html. Diakses pukul 11.26 jumat 23.09.2011


[1] Suyadi. Bimbingan Konseling untuk PAUD. Jogjakarta : Diva Press. 2009. H. 31
[2] Ibid. 36
[3] Jamal Makmur Asmani. Bimbingan Konseling di sekolah. Jogjakarta : Diva press.2010. h.32-37
[4] Moh.Surya. Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah. Cv.Ilmu. Bandung. 1975. H. 36 - 37
[5] http : www. Kelemahan bimbingan kelomppok. Html. Diakses pukul 11.26 jumat 23.09.2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar