Benarkah kita
lebih respect dengan lawan jenis?
Hal ini terjadi waktu aku sedang mengadakan kemah di karisidenan
pekalongan. Seperti biasa kami dibagi per Regu. Satu regu berjumlah sepuluh
orang. Singkatnya waktu itu pagi hari, kami sarapan (makan pagi) bersama di
tenda kami, semuanya putri. Setelah selesai makan, temanku Siti melihat ada
jajan ringan disebelah teman kami yaitu Sinta dan Dewi. Siti duduk bersebelahan
denganku, sedangkan Sinta dan Dewi duduk berhadapan persis di depan pintu
tenda. Waktu itu Siti bilang “aku ingin jajan itu ta, itu punya siapa y? Aku
pengin... “ begitu kata Siti dengan suara tidak terlalu keras, tapi aku
mendengarnya dengan jelas, meskipun aku tidak menunjukkan reaksi apa-apa karena
jajan itu juga bukan punyaku dan aku terus saja makan nasi bungkus, Sinta dan
Dewi diam saja, merek asik makan sambil
ngobrol berdua. aku tidak tau apakah mereka tidak mendengar atau pura-pura
tidak mendengar. Kemudian, persis di depan pintu tenda ada peserta putra yang
datang, dia bertanya“bagaimana
sarapannya hari ini regu Dewi Sartika? “ini nama regu kami” tiba-tiba Sinta dan
Dewi dengan sumringahnya menjawab “iya kami sedang sarapan, sini ikut sarapan”
Dan dengan lebayyyyyyyynya mereka menawarkan jajan dengan sigap “ini ada
jajan kamu mau tidak, enak lho... ini aku yang bawa (ternyata jajan itu punya
Sinta. Langsung dikasilah jajan satu plastik itu kepada salah satu peserta
putra yang baru saja datang. Dan mereka ngobrol dengan asyiknya. Aku diam saja,
tapi saat itu nafsu makanku hilang, aku kasihan sama temenku Siti, bagaimana
perasaannya? Untuk mengurangi rasa sedih dan rasa malunya, aku pura-pura tidak
tau dan tidak mendengar kalau dia tadi berkata lirih menginginkan jajan itu.
Aku benar-benar tidak habis pikir kepada Sinta dan Dewi kenapa mereka sampai
seperti itu? Kami saja yang satu regu yang bermalam bersama dalam satu tenda
tidak pernah ditawari, eh ada peserta putra langsung aja dikasih tanpa pikir
panjang. Menurutku mereka keterlaluan, apa lagi kalau ternyata mereka mendengar
Siti tadi meminta jajan itu, mereka benar-benar keterlaluan. Apa maksud mereka
memberi jajan itu kepada anak putra? Moduskah? Hahaaaaaaaa... segitunya. Dalam
hati aku berkata “jangan sampe deh aku kaya gitu, memalukan tau.” Pertanyaanku selanjutnya adalah benarkah
kita lebih respect dengan lawan jenis? Apa komentarmu setelah membaca cerita ini?
Cerita nyata Oleh:
ENHa
bagus-bagus,,,,,kisah yg penuh dg makna
BalasHapus